KOMPAS.com - Dalam sistem pendidikan Indonesia, jalur akademik untuk pendidikan tinggi dibagi ke dalam tiga strata, yakni strata 1 yang mencetak lulusan sarjana.
Strata 2 untuk program magister, serta strata 3 yang memberikan gelar doktor. Ketiganya memiliki perbedaan mendasar dalam sejumlah hal. Baik dari kedalaman ilmu yang dipelajari hingga kompetensi lulusan yang diharapkan.
Bagi calon mahasiswa, penting untuk memahami kedalaman ilmu pada masing-masing stratanya.
Melansir dari laman Binus, Rabu (13/10/2021), berikut beberapa poin utama yang dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk membandingkan pendidikan strata 1, 2, dan 3 di Indonesia.
Jumlah SKS dan masa studi Saat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, masa studi diukur dalam Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus dipenuhi seluruh mahasiswa agar mencapai kualifikasi lulusan masing-masing strata. Hal ini juga menjadi perbedaan mendasar antara jenjang S1, S2, dan S3.
Beban studi atau SKS yang diberikan kepada mahasiswa akan berbanding lurus dengan lama masa studi yang harus ditempuh. Misalnya pada program strata 1, memiliki rentang beban studi dalam kisaran 144 hingga160 SKS yang dapat ditempuh mahasiswa selama kurang lebih empat tahun atau delapan semester.
Sementara pada program magister dan doktor, jumlah SKS akan lebih sedikit sehingga masa studi yang dijalani pun menjadi lebih sebentar. Program Magister S2 hanya terdiri dari 36 SKS yang dapat diselesaikan dalam masa empat semester atau dua tahun.
Sedangkan masa studi jenjang akademik S3 berkisar antara 6-14 semester dengan jumlah SKS yang bervariasi dan disesuaikan dengan kebijakan program studi.
Fokus keilmuan dan proses perkuliahan
Hal penting lainnya yang membedakan jenjang pendidikan S1, S2, dan S3 adalah fokus bahasan serta kedalaman ilmu. Untuk mengejar gelar sarjana, mahasiswa S1 akan dibekali dengan berbagai macam teori keilmuan dari program studi yang dipilih. Contohnya, bagi mahasiswa program studi S1 Psikologi, mata kuliah berpusat pada pengenalan berbagai teori-teori psikologi dari berbagai ahli, dari teori klasik hingga modern.